Batubara (Humas). MAN Batubara bersama sejumlah madrasah sepembinaan di lingkungan Kabupaten Batubara mengikuti Workshop Pembuatan Bahan Ajar Berbasis Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta Tahun 2025, Kamis (18/12) di aula MAN Batubara. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya berkelanjutan Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas pembelajaran madrasah yang adaptif terhadap perkembangan teknologi sekaligus berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan dan keislaman.
Workshop tersebut menghadirkan narasumber kompeten H. Syawaluddin Matondang, SE, MM Ketua Tim Kurikulum dari Kanwil Kemenag Sumut, Rahmad Jamil, S.Ag.,M.Pd Pelaksana Penata Kelola Madrasah Kanwil Kemenag Sumut, dan Ade Rahmat, S.Pd Pelaksana Penelaah Teknis Kebijakan Kanwil Kemenag Sumut, serta dilaksanakan melalui kerja sama dengan Penerbit Erlangga sebagai mitra pendukung kegiatan. Kolaborasi ini menjadi wujud sinergi antara institusi pemerintah dan pihak penerbit pendidikan dalam mendorong transformasi pembelajaran di madrasah. Kegiatan tersebut diikuti oleh para kepala madrasah, guru mata pelajaran, serta tenaga pendidik dari berbagai jenjang madrasah. Kehadiran peserta dari madrasah sepembinaan menunjukkan komitmen bersama untuk terus memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam meningkatkan mutu pendidikan madrasah di wilayah Batubara.
Dalam kegiatan ini, para peserta dibekali pemahaman mendalam mengenai konsep deep learning sebagai pendekatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir tingkat tinggi, pemahaman konseptual yang mendalam, serta kemampuan peserta didik dalam mengaitkan materi pelajaran dengan realitas kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini dinilai relevan dengan tantangan pendidikan masa kini yang menuntut peserta didik tidak hanya menguasai materi, tetapi juga mampu berpikir kritis, kreatif, dan solutif. Selain itu, workshop ini juga menitikberatkan pada implementasi Kurikulum Berbasis Cinta, sebuah pendekatan pendidikan yang menempatkan nilai kasih sayang, empati, toleransi, dan moderasi beragama sebagai ruh utama dalam proses pembelajaran. Kurikulum ini diharapkan mampu membentuk karakter peserta didik yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial, sikap saling menghargai, serta akhlak mulia dalam kehidupan bermasyarakat.
Narasumber dari Kanwil Kemenag Sumut dalam pemaparannya menegaskan bahwa, transformasi pembelajaran di madrasah harus berjalan seimbang antara penguasaan teknologi dan penguatan nilai-nilai kemanusiaan. Menurutnya, pemanfaatan teknologi dan pendekatan deep learning tidak boleh menghilangkan sentuhan humanis dalam pendidikan. Justru, melalui Kurikulum Berbasis Cinta, guru diharapkan mampu menghadirkan pembelajaran yang menyejukkan, inklusif, dan membangun suasana kelas yang aman serta menyenangkan bagi peserta didik.
Selama workshop berlangsung, para peserta mengikuti berbagai sesi materi yang disajikan secara sistematis, mulai dari pengenalan konsep dan prinsip dasar deep learning, strategi penyusunan bahan ajar yang berorientasi pada peserta didik, hingga praktik langsung merancang modul pembelajaran yang kontekstual dan aplikatif. Para guru juga diajak untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait tantangan pembelajaran di kelas, sekaligus mencari solusi bersama melalui pendekatan yang inovatif.
Antusiasme peserta terlihat dari keaktifan dalam sesi diskusi dan tanya jawab. Para guru memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali lebih dalam bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai cinta dan moderasi beragama ke dalam materi pelajaran tanpa mengurangi capaian kompetensi akademik. Hal ini menunjukkan kesadaran bersama bahwa pendidikan madrasah memiliki peran strategis dalam membentuk generasi yang unggul secara intelektual sekaligus kuat dalam karakter.
Kepala MAN Batubara Erwin Parlindungan Nst, S.Ag.,MM dalam keterangannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya workshop tersebut. Ia menilai kegiatan ini sangat strategis dan relevan dengan kebutuhan guru di era digital. Menurutnya, workshop ini menjadi ruang pembelajaran bagi para pendidik untuk terus mengembangkan kompetensi profesional, sekaligus memperkaya wawasan dalam merancang pembelajaran yang bermakna dan berorientasi pada pembentukan karakter peserta didik.“Melalui workshop ini, guru didorong untuk tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga pendidik yang mampu menanamkan nilai-nilai cinta, kepedulian, dan toleransi kepada peserta didik. Inilah esensi pendidikan madrasah yang sesungguhnya,” ungkapnya.
Selain itu, pimpinan Penerbit Erlangga Kabupaten Batubara Damares Purba menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada Erlangga untuk turut berkolaborasi dalam kegiatan peningkatan kompetensi guru madrasah. Ia menegaskan bahwa Erlangga berkomitmen untuk terus mendukung dunia pendidikan melalui penyediaan sumber belajar yang berkualitas, inovatif, dan selaras dengan perkembangan kurikulum nasional.
Dengan terselenggaranya Workshop Pembuatan Bahan Ajar Berbasis Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta Tahun 2025 ini, diharapkan para guru MAN Batubara dan madrasah sepembinaan mampu mengimplementasikan hasil pelatihan secara nyata dalam proses pembelajaran di kelas. Penerapan bahan ajar yang inovatif dan bernilai diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang lebih hidup, interaktif, dan bermakna, sekaligus melahirkan generasi madrasah yang berilmu, berakhlak, dan siap menghadapi tantangan masa depan. (MI)


