Batubara (Humas). Awali tahun pelajaran baru 2025-2026, Madrasah Aliyah Negeri Batubara langsungkan kegiatan Masa Ta’aruf (Matsama) selama tiga hari, sejak Senin (14/07) hingga Rabu (16/07). Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pengenalan terhadap lingkungan dan budaya madrasah, tetapi juga menjadi momentum penting bagi seluruh warga madrasah untuk memperkuat komitmen dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari segala bentuk perundungan.
Puncak kegiatan Matsama diwarnai dengan digelarnya deklarasi anti bullying, yang dibacakan secara serempak oleh perwakilan siswa baru di aula MAN Batubara. Didampingi oleh para pendidik dan tenaga kependidikan, para peserta Matsama menyuarakan ikrar bersama untuk menolak segala bentuk perundungan, baik secara fisik, verbal, psikologis, maupun digital. Tak hanya itu, mereka juga kompak menandatangani spanduk anti bullying yang telah disediakan oleh madrasah.
Dalam sambutannya, Kepala MAN Batubara Erwin Parlindungan Nst, S.Ag.,MM menyampaikan bahwa, perundungan adalah ancaman serius bagi kesehatan mental dan perkembangan karakter peserta didik. Ia mengapresiasi kegiatan deklarasi ini sebagai langkah awal untuk membangun lingkungan madrasah yang inklusif dan saling menghargai.“Madrasah harus menjadi rumah kedua yang nyaman bagi seluruh siswa. Kami ingin menciptakan atmosfer belajar yang positif, penuh toleransi, dan jauh dari kekerasan dalam bentuk apa pun. Perundungan tidak boleh mendapat tempat di MAN Batubara,” tegasnya di hadapan seluruh peserta. Erwin juga mengharapkan seluruh rangkaian kegiatan matsama ini berjalan dengan lancar sehingga, setelah Matsama ini selesai nantinya, seluruh peserta didik baru sudah tahu dan mengenal guru dan staf, ekstrakulikuler, juga sarana prasarana yang ada di MAN Batubara.
Tak hanya deklarasi, siswa juga mengikuti sesi penyuluhan tentang bahaya perundungan yang dipandu oleh guru Bimbingan Konseling (BK). Dalam sesi tersebut, siswa diajak berdiskusi dan berbagi pengalaman untuk menumbuhkan empati serta cara menghadapi dan melaporkan tindakan perundungan. Menurut Pahlawati guru BK MAN Batubara, perundungan sering kali terjadi secara diam-diam dan tidak terlihat oleh guru. Oleh karena itu, membangun budaya melapor dan saling peduli adalah langkah strategis dalam pencegahannya. “Kami ingin siswa sadar bahwa tidak ada yang boleh merasa takut di sekolah. Baik sebagai korban maupun saksi, semua siswa harus berani bicara dan tahu bahwa pihak madrasah siap melindungi mereka,” ujarnya.
Kegiatan matsama ini juga diisi dengan berbagai kegiatan pengenalan seperti tur keliling lingkungan madrasah, pengenalan guru dan staf, simulasi kegiatan belajar, dan pengenalan ekstrakurikuler. Kegiatan ini diharapkan mampu memudahkan proses adaptasi siswa baru dalam menjalani kehidupan di madrasah. Pihak madrasah berharap peserta didik baru tidak hanya mengenal lingkungan sekolah secara fisik, tetapi juga memahami nilai-nilai penting yang dijunjung tinggi oleh MAN Batubara yakni akhlak mulia, toleransi, dan semangat anti-kekerasan. (MI)